MITRAMAT
Kamis, 14 Maret 2024
Minggu, 21 Januari 2024
Minggu, 12 November 2023
KISAH INSPIRATIF 5
Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat.
Rasulullah
SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga keadaan beliau sangat lemah.
Semuanya
merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt Taushiyah dari Rasulullah SAW.
menahan
sakit yg tengah dideritanya.
bahwa
sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah?"
"Benar
wahai Rasulullah,
Engkau telah
sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yg layak
disembah."
"Persaksikanlah
ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."
dan setiap
apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.
"Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah SWT,
Dan sblm aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dgn manusia.
Maka aku
ingin bertanya kepada kalian semua.
Adakah aku
berhutang kepada kalian?
Aku ingin
menyelesaikan hutang tersebut.
Karena aku
tidak mau bertemu dgn Allah SWT dalam keadaan berhutang dengan manusia."
Ketika itu semua para Sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yg banyak berhutang kepada Rasulullah".
seorg sahabat, mantan preman sblm masuk Islam, dan dia berkata:
Seandainya
ini dianggap hutang,
Maka aku
minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau
berbuat apa2".
"Aku
masih ingat ketika perang Uhud dulu, suatu ketika engkau menunggang kuda, lalu
engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda.
Tetapi cemeti
tsb tidak kena pada belakang kuda,
Tapi justeru
terkena pada dadaku,
Karena
ketika itu aku berdiri dibelakang kuda yg engkau tunggangi wahai
Rasulullah".
Ukasyah
berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai
Rasulullah."
"Sungguh
engkau tidak berperasaan Ukasyah. Bukankah Baginda sedang sakit..!!?
Rasulullah
SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah Fatimah, anaknya.
Kemudian
Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai
Bilal?"
"Kenapa
Ukasyah hendak memukul Ayahku Rasulullah?
Ayahku sedang sakit, kalau mau memukul, pukullah aku anaknya".
Setelah mengambil cambuk itu, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.
berkata: "Ukasyah... kalau kamu hendak memukul, pukullah aku..!!
Aku adalah
orang yang pertama beriman dgn apa yg Rasulullah SAW sampaikan.
Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul,
maka
pukullah aku".
Ini urusan
antara aku dgn Ukasyah".
Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah SAW. Kemudian Umar bin Khattab berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:
Dulu memang
aku tidak suka mendengar nama Muhammad,
bahkan aku
pernah berniat untuk menyakitinya.
Itu dulu.
Sekarang, tidak boleh ada seorang pun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad
SAW.
Kalau engkau
berani menyakiti Rasulullah,
maka
langkahi dulu mayatku..!!"
"Duduklah
wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".
Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja.
Darah yang
sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".
"Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah".
"Wahai Paman, pukullah kami Paman, Kakek kami sedang sakit,
Pukullah kami saja wahai Paman, sesungguhnya kami ini Cucu kesayangan Rasulullah SAW.
Dengan
memukul kami, sesungguhnya itu sama dengan menyakiti Kakek kami,, wahai
Paman."
Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai Cucu2 kesayanganku, duduklah kalian.
Ini urusan
kakek dengan Paman Ukasyah".
dengan
lantang Ukasyah berkata:
Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah SAW didudukkan pada sebuah kursi,
lalu dengan
suara tegas Ukasyah berkata lagi:
Ya
Rasulullah."
Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.
Tanpa ber-lama2 dalam keadaan lemah, Rasulullah SAW membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah; sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah, pertanda Rasulullah sedang menahan lapar...
Kemudian Rasulullah SAW berkata:
"Wahai Ukasyah, Segeralah dan janganlah kamu ber-lebih2an. Nanti Allah SWT akan murka padamu."
"Ya
Rasulullah, Ampuni aku,
Maafkan aku;
Mana ada
manusia yg sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya,
agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu...
Karena
Engkau pernah mengatakan "Barang siapa yang kulitnya pernah bersentuhan
denganku, maka diharamkan api neraka atasnya."
Karena
sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka.
Maafkan aku
ya Rasulullah..."
Semua sahabat menitikkan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.
Allahumma'sholli
'alaa Sayyidina Muhammad.
Allahumma
sholli 'alayhi wassalam...
Minggu, 22 Oktober 2023
KISAH INSPIRATIF 2
📑KISAH SEORANG ANAK DI AMSTERDAM, BELANDA
⛓️Setiap selesai shalat Jum'at setiap pekannya, seorang imam (masjid) dan anaknya (yang berumur 11 tahun) mempunyai jadwal membagikan buku–buku Islam, di antaranya buku Ath-Thariq ilal Jannah (Jalan Menuju Surga).
📌Mereka membagikannya di daerah mereka di pinggiran Kota Amsterdam.
Namun, tibalah suatu hari ketika kota tersebut diguyuri hujan yang sangat lebat dengan suhu yang sangat dingin.
Sang anakpun mempersiapkan dirinya dengan memakai beberapa lapis pakaian demi mengurangi rasa dingin.
Setelah selesai mempersiapkan diri, ia berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, aku telah siap."
Ayahnya menjawab, "Siap untuk apa?"
Ia berkata, "Untuk membagikan buku (seperti biasanya)."
Sang ayahpun berucap, "Suhu sangat dingin di luar sana, belum lagi hujan lebat yang mengguyur."
Sang anak menimpali dengan jawaban yang menakjubkan, "Akan tetapi, sungguh banyak orang yang berjalan menuju Neraka di luar sana, dibawah guyuran hujan."
Sang ayah terhenyak dengan jawaban anaknya seraya berkata, "Namun, Ayah tidak akan keluar dengan cuaca seperti ini."
Akhirnya, anak tersebut meminta izin untuk keluar sendiri. Sang ayah berpikir sejenak, dan akhirnya memberikan izin.
Iapun mengambil beberapa buku dari ayahnya untuk dibagikan, dan berkata, "Terima kasih, wahai ayahku."
Di bawah guyuran hujan yang cukup deras, ditemani rasa dingin yang menggigit, anak itu membawa buku-buku itu yang telah dibungkusnya dengan sekantong plastik ukuran sedang agar tidak basah terkena air hujan, lalu ia membagikan buku kepada setiap orang yang ditemui.
Tidak hanya itu, beberapa rumahpun ia hampiri demi tersebarnya buku tersebut.
Dua jam berlalu, tersisalah 1 buku di tangannya. Namun, sudah tidak ada orang yang lewat di lorong tersebut.
Akhirnya, ia memilih untuk menghampiri sebuah rumah di seberang jalan untuk menyerahkan buku terakhir tersebut.
Sesampainya di depan rumah, ia pun memencet bel, tapi tidak ada respon. Ia ulangi beberapa kali, hasilnya tetap sama.
Ketika hendak beranjak seperti ada yang menahan langkahnya, dan ia coba sekali lagi ditambah ketukan tangan kecilnya.
Sebenarnya, ia juga tidak mengerti kenapa ia begitu penasaran dengan rumah tersebut.
Pintupun terbuka perlahan, disertai munculnya sesosok nenek yang tampak sangat sedih.
Nenek berkata, "Ada yang bisa saya bantu, Nak?"
Si anak berkata (dengan mata yang berkilau dan senyuman yang menerangi dunia), "Saya minta maaf jika mengganggu. Akan tetapi, saya ingin menyampaikan bahwa Allah sangat mencintai dan memperhatikan Nyonya.
Kemudian saya ingin menghadiahkan buku ini kepada Nyonya. Di dalamnya, dijelaskan tentang Allah Ta'ala, kewajiban seorang hamba, dan beberapa cara agar dapat memperoleh keridhaannya."
Satu pekan berlalu, seperti biasa sang imam memberikan ceramah di masjid. Seusai ceramah, ia mempersilahkan jama'ah untuk berkonsultasi.
Terdengar sayup-sayup, dari shaf perempuan, seorang perempuan tua berkata, "Tidak ada seorangpun yang mengenal saya di sini, dan belum ada yang mengunjungiku sebelumnya. Satu pekan yang lalu, saya bukanlah seorang muslim, bahkan tidak pernah terbetik dalam pikiranku hal tersebut sedikitpun. Suamiku telah wafat, dan dia meninggalkanku sebatang kara di bumi ini."
Dan iapun memulai ceritanya bertemu anak itu,
"Ketika itu cuaca sangat dingin disertai hujan lebat, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku....... Kesedihanku sangat mendalam, dan tidak ada seorangpun yang peduli padaku. Maka tidak ada alasan bagiku untuk hidup. Akupun naik ke atas kursi, dan mengalungkan leherku dengan seutas tali yang sudah kutambatkan sebelumnya. Ketika hendak melompat, terdengar olehku suara bel. Aku terdiam sejenak dan berpikir, 'Paling sebentar lagi, juga pergi.'
Namun......... suara bel dan ketukan pintu semakin kuat. Aku berkata dalam hati, 'Siapa gerangan yang sudi mengunjungiku? Tidak akan ada yang mengetuk pintu rumahku.'
Kulepaskan tali yang sudah siap membantuku mengakhiri nyawaku, dan bergegas ke pintu. ketika pintu kubuka, aku melihat sesosok anak kecil dengan pandangan dan senyuman yang belum pernah kulihat sebelumnya.
Aku tidak mampu menggambarkan sosoknya kepada kalian.
Perkataan lembutnya telah mengetuk hatiku yang mati hingga bangkit kembali.
Ia berkata, 'Nyonya, saya datang untuk menyampaikan bahwa : Allah Ta'ala sangat menyayangi dan memperhatikan nyonya,' lalu dia memberikan buku ini kepadaku.
"De Weg Naar De Hemel" (Jalan Menuju Surga)
Anak kecil itu datang kepadaku secara tiba-tiba, dan menghilang di balik guyuran hujan.
Hari itu juga secara tiba-tiba setelah menutup pintu, aku langsung membaca buku dari anak kecilku itu sampai selesai.
Seketika, kusingkirkan tali dan kursi yang telah menungguku, karena aku tidak akan membutuhkannya lagi."
"Sekarang, lihatlah aku. diriku sangat bahagia, karena aku telah mengenal Tuhan-ku yang sesungguhnya."
"Akupun sengaja mendatangi kalian berdasarkan alamat yang tertera di buku tersebut untuk berterima kasih kepada kalian yang telah mengirimkan mutiara kecilku pada waktu yang tepat, hingga aku terbebas dari kekalnya api Neraka."
Air mata semua orang mengalir tanpa terbendung di masjid bergemuruh dengan pekikan takbir,
"Allahu Akbar."
Sang imam (ayah dari anak itu) beranjak menuju tempat dimana mutiara kecil itu duduk, dan memeluknya erat, di hadapan para jama'ah.
Sungguh mengharukan. Mungkin tidak ada seorang ayahpun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang dirasakan imam tersebut.
Judul asli :
قصة رائعة جدا ومعبرة ومؤثرة
"DE WEG NAAR DE HEMEL"
Penerjemah:
Shiddiq Al-Banjow
jazakumullahu khairan wa wabarokallahu Fiikum
Baca juga: Kisah inspiratif 3 : Kesombongan